
Aku berjalan di jalanan Kolkata setiap hari—kota yang tidak pernah diam. Dentang trem, bunyi klakson becak, dan teriakan para pedagang memenuhi udara, bercampur dengan aroma teh, rempah-rempah, dan debu basah karena hujan. Bangunan-bangunan kolonial tua kota ini berdiri berdampingan dengan kuil-kuil yang cerah dan permukiman kumuh yang padat, masing-masing menceritakan kisah—tentang keindahan, kepedihan, ketangguhan, dan harapan. Kolkata terasa seperti detak jantung yang hidup—lelah, namun penuh tekad; terluka, namun tetap hidup.
Saat aku berjalan di antara kerumunan, aku merasakan kerinduan spiritual yang mendalam di balik hiruk pikuk itu—kerinduan akan kedamaian dan rasa memiliki. Aku mendengarnya di lagu-lagu pengamen jalanan, di dalam doa yang dibisikkan di tepi Sungai Hooghly, dan di keheningan mereka yang sudah putus asa. Seolah seluruh kota sedang menunggu—sesuatu yang nyata, seseorang yang sejati.
Itu anak-anak Yang paling membebani hatiku—mereka yang tidur di bawah jembatan layang, mengais-ngais sampah mencari sisa makanan, dan berkeliaran sendirian di peron kereta. Mata mereka bercerita tentang kepedihan, namun aku melihat secercah kemungkinan di dalamnya. Aku percaya Tuhan juga melihat mereka. Dia bergerak di sini, menggugah belas kasih, memanggil umat-Nya untuk berjalan di jalan ini dengan kasih dan keberanian-Nya.
Saya di sini sebagai pengikut Yesus, untuk berjalan ke mana Dia akan berjalan, untuk melihat seperti Dia melihat, untuk mencintai seperti Dia mencintai. Doaku sederhana: agar Kolkata akan berubah bukan karena kekuatan, tapi karena kehadiran—dengan kasih Kristus yang menghembuskan kehidupan baru ke dalam rumah-rumah, menyembuhkan perpecahan, dan mengubah kota yang gelisah ini menjadi tempat kedamaian dan pujian.
Berdoa untuk masyarakat Kolkata untuk menemukan kedamaian dan kasih Yesus di tengah kegelisahan kota. (Matius 11:28–30)
Berdoa untuk anak-anak jalanan dan keluarga miskin yang tak terhitung jumlahnya untuk mengalami perawatan, keselamatan, dan harapan melalui umat Tuhan. (Mazmur 82:3–4)
Berdoa untuk kebangkitan di antara para pelajar, seniman, dan pekerja—agar mereka menemukan jati diri mereka di dalam Kristus. (Kisah Para Rasul 2:17–18)
Berdoa untuk Gereja di Kolkata bangkit dalam persatuan dan kasih sayang, membawa terang ke daerah kumuh dan gedung-gedung tinggi. (Yesaya 58:10)
Berdoa untuk Roh Tuhan untuk mengubah Kolkata menjadi kota yang dikenal bukan karena kemiskinan atau penderitaannya, tetapi karena kehadiran dan kuasa-Nya. (Habakuk 2:14)







Bergabunglah bersama kami dalam doa rutin untuk salah satu dari 110 kota!
KLIK DISINI untuk mendaftar



110 KOTA - Kemitraan Global | Info lebih lanjut
110 CITIES - Proyek IPC a US 501(c)(3) No 85-3845307 | Info lebih lanjut | Situs oleh: IPC MEDIA