
Saya tinggal di Laos, negeri yang tenang dengan pegunungan, sungai, dan sawah. Negara kami kecil dan terkurung daratan, namun penuh kehidupan — dari dataran tinggi berhutan hingga dataran hijau tempat keluarga bergotong royong menanam padi, ritme keseharian kami dibentuk oleh tanah dan musim. Di Vientiane, tempat Sungai Mekong mengalir lebar dan pelan, saya sering melihat kontras antara kehidupan modern dan tradisi mendalam yang masih melekat di hati masyarakat kami.
Sebagian besar tetangga saya beragama Buddha, dan banyak yang masih mengikuti ritual spiritual kuno yang diwariskan turun-temurun. Kuil-kuil berdiri tegak, dan suara lantunan doa memenuhi udara di pagi hari. Namun, bahkan di tengah semua ini, saya melihat kerinduan yang terpendam—kerinduan akan kedamaian, akan kebenaran, akan cinta yang tak pernah pudar. Saya sangat memahami kerinduan itu, karena kerinduan itu menuntun saya kepada Yesus.
Mengikuti-Nya di sini tidaklah mudah. Pertemuan kita harus kecil dan tersembunyi. Kita tidak bisa bernyanyi dengan keras, dan terkadang kita berdoa dengan berbisik. Pemerintah mengawasi dengan saksama, dan banyak yang memandang iman kita sebagai pengkhianatan terhadap budaya kita. Beberapa teman saya telah dipertanyakan, dan yang lainnya telah kehilangan rumah atau keluarga mereka karena mereka memilih untuk mengikuti Kristus. Namun, kami tidak patah semangat. Ketika kami bertemu, bahkan secara rahasia, kehadiran-Nya memenuhi ruangan dengan sukacita yang tak dapat direnggut oleh rasa takut.
Saya percaya inilah saatnya Injil menyebar ke seluruh Laos — melalui setiap jalur pegunungan, setiap lembah tersembunyi, dan di antara setiap 96 suku yang belum terjangkau yang masih menanti untuk mendengar nama-Nya. Kita berdoa memohon keberanian, pintu-pintu yang terbuka, dan agar kasih Yesus menjangkau setiap hati di negeri ini. Suatu hari nanti, saya percaya Laos akan dikenal bukan hanya karena keindahan dan budayanya, tetapi juga karena menjadi tempat di mana terang Kristus bersinar terang di setiap desa.
Berdoa untuk orang-orang Laos yang berhati lembut, bahwa di tengah keindahan pegunungan dan sungai-sungai mereka akan bertemu dengan Tuhan yang hidup yang menciptakan mereka. (Mazmur 19:1)
Berdoa untuk orang-orang percaya yang bertemu secara diam-diam di rumah-rumah tersembunyi dan tempat-tempat terbuka di hutan, sehingga bisikan ibadah mereka akan naik seperti kemenyan di hadapan Tuhan. (Wahyu 8:3–4)
Berdoa untuk pejabat pemerintah dan pemimpin desa untuk melihat kebaikan Yesus melalui kehidupan orang Kristen yang rendah hati dan tergerak untuk berbelas kasih. (1 Petrus 2:12)
Berdoa untuk 96 suku yang belum terjangkau yang tersebar di dataran tinggi — dari Hmong hingga Khmu — agar Firman Tuhan berakar dalam setiap bahasa dan hati. (Wahyu 7:9)
Berdoa untuk persatuan, keberanian, dan kegembiraan di antara umat beriman Laos, sehingga meskipun berada di bawah tekanan mereka akan bersinar seperti lentera harapan di negeri ini. (Filipi 2:15)



110 KOTA - Kemitraan Global | Info lebih lanjut
110 CITIES - Proyek IPC a US 501(c)(3) No 85-3845307 | Info lebih lanjut | Situs oleh: IPC MEDIA