
Saya tinggal di Moskow — kota yang tak henti-hentinya mengamati dirinya sendiri dalam cermin kekuasaan dan kebanggaan. Dari kubah emas katedral-katedral kuno hingga marmer dingin gedung-gedung pemerintahan, Moskow terasa seperti jiwa Rusia itu sendiri — indah, rumit, dan dihantui oleh masa lalunya. Di musim dingin, jalanan berkilauan dengan es; di musim panas, kota ini penuh warna dan percakapan. Namun, di balik kemegahannya, tersimpan kepedihan yang terpendam — pencarian makna di dunia yang dibangun di atas kendali dan ketakutan.
Moskow adalah kota yang penuh kontras. Orang kaya berpapasan dengan pengemis di Lapangan Merah; katedral-katedral berdiri berdampingan dengan monumen-monumen era Soviet; keyakinan dan sinisme berbagi napas yang sama. Banyak orang di sini masih menanggung beban sejarah — rasa sakit yang tak terucapkan akibat penindasan, kekecewaan setelah runtuhnya Uni Soviet, kebisuan yang muncul karena diawasi terlalu ketat. Orang-orang telah belajar untuk bertahan hidup, untuk tersenyum, untuk menyimpan pertanyaan-pertanyaan mereka jauh di dalam.
Bagi para pengikut Yesus, ini adalah tanah suci—namun juga tanah yang keras. Iman diperbolehkan tetapi tidak dirayakan; kebenaran dapat mengorbankan pekerjaan, keselamatan, bahkan kebebasan Anda. Namun Gereja di sini tetap hidup—kelompok-kelompok kecil bertemu di apartemen, doa-doa dibisikkan di terowongan kereta bawah tanah, ibadah yang hening menggema di atas kebisingan kota. Tuhan sedang bekerja, bukan melalui kebangunan rohani yang riuh, melainkan melalui ketekunan yang sabar—satu hati yang diubahkan pada satu waktu.
Saya yakin kisah Moskow belum berakhir. Kota yang sama yang telah membentuk kekaisaran-kekaisaran suatu hari nanti akan menjadi tempat kebangkitan — tempat pertobatan akan bergema lebih keras daripada propaganda, dan tempat cahaya Kristus akan bersinar menembus embun beku ketakutan.
Berdoa untuk pertobatan dan kerendahan hati di antara para pemimpin Rusia, bahwa Vladimir Putin dan mereka yang berwenang akan menghadapi rasa takut akan Tuhan dan berbalik kepada kebenaran. (Amsal 21:1)
Berdoa untuk keberanian dan ketahanan bagi umat beriman di Moskow, agar mereka mau berbagi Kristus dengan keberanian dan belas kasih meski ada pengawasan dan penganiayaan. (Kisah Para Rasul 4:29–31)
Berdoa agar terbebas dari tipu daya dan ketakutan, bahwa roh kontrol dan propaganda akan dipatahkan dan kebenaran Injil akan bersinar. (Yohanes 8:32)
Berdoa untuk persatuan dan kebangkitan di Gereja Rusia, umat beriman lintas denominasi akan berdiri bersama sebagai satu Tubuh, bersyafaat bagi bangsa mereka. (Efesus 4:3–6)
Berdoa untuk kebangkitan spiritual di Moskow, bahwa pusat kekuasaan politik dan budaya ini akan menjadi tempat di mana nama Yesus ditinggikan di atas segalanya. (Habakuk 3:2)



110 KOTA - Kemitraan Global | Info lebih lanjut
110 CITIES - Proyek IPC a US 501(c)(3) No 85-3845307 | Info lebih lanjut | Situs oleh: IPC MEDIA