
Saya tinggal di Medan — kota yang hidup dengan berbagai gerakan dan warna. Kota ini ramai, sibuk, dan penuh kehidupan: deru sepeda motor yang membelah jalanan yang padat, aroma durian yang memenuhi udara, dan ribuan percakapan yang terjadi bersamaan dalam berbagai bahasa. Medan adalah tempat pertemuan — Melayu, Batak, Tionghoa, India, Jawa — semuanya terjalin menjadi satu permadani yang rumit dan indah. Di jalan yang sama, Anda dapat mendengar azan dari masjid, lonceng dari kelenteng, dan nyanyian pujian dari gereja kecil yang tersembunyi di balik rumah-rumah toko.
Di Sumatera Utara, iman membentuk kehidupan sehari-hari. Banyak orang di Medan beragama Islam, yang lain beragama Hindu, Buddha, atau Kristen, namun di balik perbedaan-perbedaan kami, ada kerinduan akan kedamaian, rasa memiliki, dan kebenaran. Saya telah menemukan kedamaian itu di dalam Yesus — tetapi mengikuti-Nya di sini membutuhkan keberanian dan kerendahan hati. Percakapan tentang iman itu sensitif, dan ketegangan terkadang muncul ketika keyakinan berbenturan. Namun, Injil bergerak dengan tenang, disampaikan melalui persahabatan, kebaikan, dan keberanian.
Masyarakat Medan kuat, bersemangat, dan murah hati. Saya percaya Tuhan telah menempatkan kota ini di persimpangan jalan rohani karena suatu alasan. Keberagaman yang membuat Medan rumit juga menjadikannya penuh peluang bagi Kerajaan Allah. Saya dapat melihat Dia menggerakkan hati—di antara para mahasiswa, pemilik bisnis, dan seluruh keluarga—membangkitkan kerinduan akan kebenaran yang tak terpadamkan. Suatu hari nanti, saya percaya Medan tidak hanya akan dikenal karena makanan dan perdagangannya, tetapi juga sebagai kota yang penuh dengan ibadah, di mana setiap suku dan bahasa di sini bersuara kepada Yesus.
Berdoa untuk banyak kelompok masyarakat yang belum terjangkau di Medan dan sekitarnya untuk berjumpa dengan Yesus melalui hubungan, mimpi, dan saksi yang berani. (Yoel 2:28)
Berdoa untuk Gereja di Indonesia berdiri teguh di tengah penganiayaan dan memancarkan kasih Allah dengan kasih karunia dan keberanian. (Efesus 6:13–14)
Berdoa untuk persatuan di antara umat beriman yang beragam di Medan — Batak, Tionghoa, Jawa, dan lainnya — untuk mencerminkan hati Kristus. (Yohanes 17:21)
Berdoa untuk kedamaian dan perlindungan atas kota saat ekstremisme meningkat, dan bagi mereka yang menyebarkan kekerasan agar diubahkan oleh Injil. (Roma 12:21)
Berdoa untuk kebangkitan mengalir dari Medan — bahwa kota ini akan menjadi mercusuar iman, harapan, dan rekonsiliasi bagi seluruh Indonesia. (Habakuk 2:14)



110 KOTA - Kemitraan Global | Info lebih lanjut
110 CITIES - Proyek IPC a US 501(c)(3) No 85-3845307 | Info lebih lanjut | Situs oleh: IPC MEDIA