Aku berjalan di jalanan yang ramai Hyderabad, jantung yang berdetak kencang Telangana, tempat sejarah dan kehidupan modern saling terkait. Panggilan untuk berdoa bergema dari Charminar, menyusuri pasar-pasar yang sarat rempah, berpadu dengan dentingan becak dan teriakan pedagang kaki lima. Di sekitarku, iman ada di mana-mana—hampir setengah tetangga saya beragama Islam, berbakti dan mencari kedamaian. Aku melihat di mata mereka kerinduan yang hanya Yesus, Pangeran Perdamaian, benar-benar dapat memuaskan.

Hyderabad adalah kota dengan kontras yang mencolok. Menara kaca Kota HITEC Menjulang di atas gang-gang sempit dan padat tempat keluarga-keluarga berjuang untuk bertahan hidup. Masjid-masjid kuno, kuil-kuil Hindu, dan mal-mal modern berdiri berdampingan—simbol-simbol kota yang sangat religius sekaligus ambisius. Ini adalah tempat di mana tradisi bertemu dengan teknologi, dan keyakinan berbenturan dengan keraguan.

Saya berdoa setiap hari untuk kota saya—agar mengasihi sesama dengan baik, berani membagikan Kabar Baik, dan melihat Injil mengalir deras di setiap lingkungan. Saya percaya Hyderabad tidak hanya akan dikenal karena warisan dan inovasinya, tetapi juga karena kebangkitan yang luar biasa—ketika hati di seluruh kota ini bertemu Kristus yang hidup dan berubah selamanya.

• Berdoa untuk jutaan orang di Hyderabad—khususnya umat Muslim—untuk bertemu Yesus sebagai sumber kedamaian sejati. (Yohanes 14:6)

• Berdoa untuk anak-anak dan orang miskin yang berkeliaran di jalanan untuk menemukan cinta, keamanan, dan rasa memiliki melalui tangan para pengikut Kristus. (Mazmur 82:3–4)

• Berdoa untuk persatuan dan keberanian di antara umat beriman untuk berbagi iman mereka melintasi batasan budaya dan agama. (Efesus 6:19–20)

• Berdoa untuk Gereja di Hyderabad menjadi penerang bagi daerah kumuh dan gedung-gedung perkantoran di kota itu. (Matius 5:14–16)

• Berdoa untuk suatu gerakan Roh Kudus yang melanda Hyderabad—mengubah kota yang penuh kontras menjadi kota kebangkitan. (Habakuk 3:2)