Terletak di antara puncak-puncak menjulang tinggi di Asia Tengah, Kirgistan adalah tanah yang indah dan memiliki tradisi kuno. Orang Kirgistan, sebuah suku Turki Muslim, merupakan mayoritas penduduk, sementara daerah pedesaan merupakan rumah bagi banyak orang minoritas etnis yang belum terjangkau tersebar di lembah pegunungan dan desa-desa terpencil.

Sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kirgistan telah mendapatkan kembali kebebasan politik dan agama, namun kebebasan tersebut juga membuka pintu bagi gelombang baru pengaruh Islam. Dalam beberapa tahun terakhir, gereja telah menghadapi meningkatnya penganiayaan, karena orang beriman berdiri teguh dalam budaya yang sering kali memandang iman mereka dengan kecurigaan atau permusuhan.

Di jantung bangsa terletak Bishkek, ibu kota yang semarak dan berkembang, tempat arsitektur era Soviet berpadu dengan pasar yang ramai dan kafe-kafe modern. Di sini, di tengah hiruk pikuk kehidupan kota, Injil terus menyebar dengan tenang—melalui kesaksian yang setia, doa yang berani, dan harapan Yesus yang tak tergoyahkan.

• Berdoa untuk keberanian dan ketahanan bagi orang percaya yang menghadapi penganiayaan, agar mereka berdiri teguh dalam iman dan mencerminkan kasih Kristus bahkan kepada musuh-musuh mereka. (1 Petrus 3:14–15)

• Berdoa untuk kelompok etnis minoritas yang belum terjangkau tersebar di pegunungan Kyrgyzstan, pintu-pintu akan terbuka bagi Injil untuk menjangkau mereka melalui umat beriman setempat. (Roma 10:14–15)

• Berdoa untuk kaum muda di Bishkek dan di seluruh negeri, bahwa mereka akan mencari kebenaran melampaui tradisi dan menemukan identitas dalam Yesus. (Mazmur 24:6)

• Berdoa untuk kesatuan dalam tubuh Kristus, bahwa gereja-gereja akan bekerja sama dalam kerendahan hati, doa, dan misi. (Yohanes 17:21)

• Berdoa untuk kebangkitan di seluruh Kyrgyzstan, agar Roh Kudus bergerak dengan penuh kuasa untuk mendatangkan kebebasan rohani dan kesembuhan ke negeri pegunungan dan pengembara ini. (Yesaya 52:7)