Saya tinggal di Shiraz, kota yang terkenal akan taman, puisi, dan keindahan kunonya — tempat seni dan sejarah menyatu bagai aroma bunga musim semi. Pernah terkenal dengan anggur dan sastranya, Shiraz masih membawa semangat kreativitas dan kerinduan yang terjalin di sepanjang jalan-jalannya. Namun, di balik pesonanya, banyak hati yang lelah dan bimbang.

Meski begitu, Tuhan sedang bekerja di sini. Ketika orang-orang kehilangan kepercayaan pada sistem pemerintah dan agamanya yang kaku, banyak yang diam-diam mencari kebenaran—harapan yang tak pudar. Di kota yang sama yang membangun tempat-tempat suci bagi para penyair dan santo, bisikan-bisikan penyembahan kepada Yesus mulai terdengar. Gereja bawah tanah di Shiraz bergerak dengan tenang namun penuh keberanian. Dalam pertemuan-pertemuan rahasia, kami berdoa, membaca Firman, dan berbagi kisah tentang bagaimana Yesus menyatakan diri-Nya dalam mimpi dan tindakan kasih.

Shiraz memang indah, tetapi Tuhan sedang menuliskan keindahan yang lebih besar di sini — kisah penebusan. Taman-taman di kota ini mengingatkan saya bahwa bahkan di musim kemarau, kehidupan dapat bersemi kembali. Saya percaya suatu hari nanti Shiraz akan dikenal bukan hanya karena para penyairnya, tetapi juga karena lagu-lagu pujian yang ditujukan kepada Raja segala Raja.

• Berdoa untuk masyarakat Shiraz untuk bertemu Yesus, sumber sejati keindahan dan kedamaian di tengah kekecewaan. (Yohanes 14:27)

• Berdoa untuk pertemuan rahasia orang-orang percaya untuk berkembang dalam kesatuan, kebijaksanaan, dan perlindungan di bawah tangan Tuhan. (Mazmur 91:1–2)

• Berdoa untuk seniman, penulis, dan pemikir di Shiraz untuk menggunakan karunia mereka untuk mengungkapkan terang Kristus dengan cara yang kreatif. (Keluaran 35:31–32)

• Berdoa untuk kesulitan ekonomi untuk melembutkan hati dan membuka pintu bagi Injil di seluruh kota. (Roma 8:28)

• Berdoa untuk Shiraz menjadi taman kebangkitan, tempat kehidupan baru dalam Kristus bermekaran di seluruh Iran. (Yesaya 61:11)