Kota Ho Chi Minh

Sebelumnya dikenal sebagai Saigon, Kota Ho Chi Minh adalah kota terpadat di Vietnam dengan lebih dari 9 juta orang. Ibu kota Indochina Prancis dan kemudian Vietnam Selatan selama bertahun-tahun, kota ini berganti nama pada tahun 1975 untuk menghormati Ho Chi Minh.

Kota ini adalah mesin perekonomian Vietnam, yang menghasilkan PDB lebih dari 25%. Ini adalah pusat utama keuangan, media, teknologi, pendidikan, dan transportasi. Banyak perusahaan multinasional yang berkantor di sini. Bandara Internasional Tan Son Nhat menyumbang setengah dari kedatangan internasional ke negara tersebut.

Mayoritas penduduk Kota Ho Chi Minh adalah etnis Vietnam (Kinh) dengan jumlah sekitar 93%. Penduduk lainnya sebagian besar adalah orang Tionghoa, dan segelintir ekspatriat Korea, Jepang, Amerika, dan Afrika Selatan.

Kota ini mengakui 13 agama yang berbeda, dengan 2 juta penduduknya mengidentifikasi diri sebagai “agama.” 60% di antaranya beragama Buddha, disusul Katolik, Protestan, dan Islam. Konstitusi Vietnam, yang diratifikasi pada tahun 2013, menegaskan hak berkeyakinan dan kebebasan beragama sebagai hak dasar masyarakat. Disahkannya Undang-Undang Kepercayaan dan Agama pada tahun 2016 menciptakan kerangka hukum yang tegas untuk melindungi hak ini.

Akibat dari kebebasan berkeyakinan yang relatif ini adalah terdapat lebih dari 8.000 hari raya keagamaan yang dirayakan di negara ini setiap tahunnya. Organisasi keagamaan memiliki lebih dari 500 fasilitas kesehatan, lebih dari 800 lembaga perlindungan sosial, dan 300 prasekolah.

Kelompok Masyarakat: 12 Kelompok Masyarakat yang Belum Terjangkau